Duterte anggap mereka sebagai penyamun, tidak mempunyai ideologi
MANILA – Presiden Filipina, Rodrigo Duterte memerintahkan pasukan tentera dan polis untuk membunuh semua pemberontak komunis di negara itu.
“Saya arahkan tentera dan polis, jika mereka berada dalam pertembungan bersenjata dengan pemberontak komunis, pastikan anda membunuh mereka, ‘selesaikan’ jika mereka masih hidup.
“Pastikan mayat mereka dikembalikan ke keluarga masing-masing. Lupakan hak asasi manusia. Itu perintah saya. Saya rela masuk penjara, itu bukan masalah.
“Saya tidak mempunyai keraguan untuk melakukan perkara-perkara yang harus saya lakukan,” kata Duterte ketika membahas dalam pertemuan pemerintah yang bertujuan untuk menentang komunisme.
Menghadapi pemberontak komunis secara langsung, Duterte, menyifatkan mereka semua sebagai penyamun.
“Anda tidak mempunyai ideologi. Bahkan China dan Russia sekarang adalah kapitalis,” katanya.
Pemberontak komunis telah memerangi pemerintah di Filipina sejak tahun 1968 – salah satu pemberontakan Maois yang paling lama berlaku di dunia.
Menurut tentera, pemberontakan tersebut telah meragut lebih dari 30,000 nyawa selama 53 tahun terakhir.
Beberapa presiden telah berusaha tetapi gagal mencapai kesepakatan damai dengan pemberontak, di mana pemimpinnya, Jose Maria Sison sekarang diasingkan di Belanda.
Ketika mencalonkan diri sebagai presiden pada 2016, Duterte berjanji untuk menghentikan pemberontakan melalui rundingan damai.
Setelah memegang jawatan Presiden, Duterte memerintahkan perbincangan secara langsung dengan komunis, namun seringkali berakhir dengan peperangan bersenjata.
Berikutan pertempuran sengit antara pasukan pemerintah dan pemberontak pada tahun 2017, Duterte menghentikan proses perdamaian dan kemudian menandatangani proklamasi yang melabel pejuang komunis sebagai ‘pengganas’. – Agensi
No comments:
Post a Comment