AYAT itu diulang sebanyak 31 kali dalam surah Ar-Rahmaan. Kerap membuat siapapun tertegun membacanya. Betapa kita, sebagai makhluk-Nya, terkadang terlalu sombong untuk sekadar mengucapkan ‘terima kasih’ kepada Yang Maha Pencipta, Allah SWT.
Sudah banyak sekali nikmat yang sudah Dia berikan. Namun, kita malah tidak bersyukur kepada-Nya.
Bukankah Allah SWT telah berfirman: Dan, Dia telah memberikanmu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu hajati. Dan, jika kamu menghitung nikmat Allah, nescaya lemahlah kamu menentukan bilangannya. Sesungguhnya, manusia (yang ingkar) sangat suka menempatkan sesuatu pada bukan tempatnya, lagi sangat tidak menghargai nikmat Tuhannya. (Ibrahim: 34)
Sudah banyak sekali nikmat yang Dia berikan. Antaranya adalah nikmat manisnya iman, nikmat menghirup udara segar dan sebagainya.
Allah telah memberi gambaran yang menggembirakan bagi hamba-hamba-Nya yang bersyukur, dan ancaman untuk hamba-hamba-Nya yang kufur, seperti yang termaktub dalam firman-Nya yang bermaksud: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memberitahu; Sesungguhnya, jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu. Dan, jika kamu kufur ingkar, sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. (Ibrahim: 7)
Maka, syukurilah nikmat yang datang pada kita. Jangan kita terlena hingga kita lupa dan mendakwa kejayaan itu adalah hasil jerih payah kita sendiri, tanpa menganggap Allah sebagai Maha Pemberi.
Bila hal yang di atas berhubungan dengan pemberian yang sesuai dengan kehendak kita, bagaimana pula dengan pemberian yang tidak sesuai dengan keinginan kita?
Terkadang kita, sebagai manusia, mengeluh atau tidak mensyukuri pemberian Allah SWT yang tidak sesuai pada kita. Padahal, kita tidak tahu kalau itu sebenarnya baik untuk kita.
Kita hanya terus menyalahkan keputusan-Nya. Jarang kita melihat sisi positif dari pemberian itu. Padahal, Allah selalu memberikan yang terbaik untuk kita.
Oleh demikian, ketika ditimpa suatu musibah, janganlah cepat-cepat mengeluh. Lihatlah sisi positifnya.
Berfikirlah bahawa Allah sayang kepada kita, kerana Allah ingin segera menghapus dosa kita lewat ujian itu.
Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: Tidaklah seorang muslim ditimpa musibah berupa rasa lelahnya badan, rasa lapar yang terus menerus atau sakit, rasa sedih/benci yang berkaitan dengan masa sekarang, rasa sedih/benci yang berkaitan dengan masa lalu, gangguan orang lain pada dirinya, sesuatu yang membuat hati menjadi sesak sampai-sampai duri yang menusuknya melainkan akan Allah hapuskan dengan sebab hal tersebut kesalahan-kesalahannya. (riwayat Bukhari dan Muslim)
Begitu juga ketika keputusan Allah tidak sesuai harapan kita. Mungkin itu adalah untuk kebaikan jangka panjang kita. Ingatlah, Allah memberikan apa yang kita perlukan, bukan yang kita harapkan.
Sebabnya, kita tidak tahu hikmah di sebalik kurniaan atau ujian Allah kepada kita. Ia sebagai mana firman Allah SWT yang bermaksud: Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (al-Baqarah: 216)
Perpisahan dengan mereka yang kita cintai, penyakit yang menimpa kita adalah beberapa ujian yang perlu kita ambil sisi positifnya. Jangan kita terus mengeluh dan mengeluh.
Sesekali, beranikan diri kita untuk mengambil sisi positif daripadanya. Sebabnya, di sebalik semua kejadian, pasti ada hikmahnya.Wallahu a’lam.
Tazkirah
No comments:
Post a Comment